Ruru, adik bungsu saya baru berusia 2 tahun 7 bulan. Pada usia segitu pun dia sudah mau ikutan sekolah di playgroup. Alasan awal, ingin sekolah seperti tata Sayah cama Bakil (baca: kakak Sarah dan Baqir).
Seperti yang saya tulis di postingan sebelumnya, Baqir adalah sepupu terdekat yang dikenal oleh Ruru sejak dia masih bayi dan mengenal orang. Jadi apapun yang Baqir lakukan dia pun ingin melakukan hal tersebut juga.
Lalu, kakak perempuan diatasnya, Sarah (9 tahun), yang tiap hari selalu bangun pagi dan berangkat sekolah sebelum Ruru bangun dari tidurnya.
"Tata Sayah mana? cekolah ya ta Maya? Ayuk aku mau mandi dulu deh ntal bakil kebulu dateng" pertanyaan rutin pagi hari yang ia tanyakan ketika saya membangunkannya.
Untungnya sekolahnya dekat dari rumah, jadi mudah saja bagi saya atau orang rumah untuk mengurus dia yang bolak-balik dari kelas ke dalam rumah. Malah sering kali dia mengajak teman-teman Geng-nya main ke rumah ketika proses belajar sedang berlangsung. Ya.. dapat ditebak, guru mereka langsung mencari bocah-bocah hilang itu ke dalam rumah.
Saya yang sering berada di rumah hanya tertawa dan menanggapi saja ulah mereka yang kerap mengganggu saya yang sedang menonton TV atau sibuk dengan Laptop dan sejenisnya.
Hal yang menarik adalah ketika Sarah sedang dimarahi oleh Ummi karena ngambek urusan sekolah. Bukan menarik karena dimarahinya, tapi Si Bocah Ruru mem-beo-kan apa yang ummi ucapkan dan menirukan gerak-gerik Ummi di depan Sarah.
"Tuh tan.. Tata Sayah ci dak mau ngeljain pe-el. Ummi malah tauu.. Akuh cudah dong.." Sahutnya sambil memonyongkan bibirnya dan menunjuk-nunjuk kakaknya yang sedang kesal.
Jelas saja kakaknya yang satu ini sering kesal dan slalu ribut dengan Ruru. Ruru yang sok gede, Sarah yang temperamen. Klop sudah. Biarkan saja mereka, asal tidak main jambak-jambakan, tendang-tendangan atau pukul-pukulan. Kedengarannya ngeri banget itu mah.. tapi gak jarang juga lho nih bocah berdua.
Tidak hanya dengan Sarah, Ruru pun terkadang suka (sok) menasehati kakaknya yang satu ini. Pernah suatu ketika saya sedang bermain suatu games yang ada di handphone saya. Lalu Ruru mendekat dan ikut melihat apa yang sedang saya lakukan. Tiba-tiba dia merebut handphone itu dari tangan saya lalu berkata,
"Ih tata Maya butan begitu cayanaa.. Pencet yang ini duyuu telus baru dijalanin bolana.." sambil mencet-mencet tombol keypad handphone.
Saya yang mendapat perlakuan itu jelas langsung tertawa. Bukan hanya karena kelakuaannya yang sok gede, tapi jelas-jelas yang dia bilang itu malah salah dari cara bermain games tersebut. Ruru yang terbengong melihat respon yang saya berikan bertanya mengapa saya tertawa. Lalu saya hanya mengangguk-angguk tanda setuju dengan perintahnya tadi. Ruru pun langsung melanjutkan lagi permainannya, hasil rebutan dari saya.
Seperti yang saya tulis di postingan sebelumnya, Baqir adalah sepupu terdekat yang dikenal oleh Ruru sejak dia masih bayi dan mengenal orang. Jadi apapun yang Baqir lakukan dia pun ingin melakukan hal tersebut juga.
Lalu, kakak perempuan diatasnya, Sarah (9 tahun), yang tiap hari selalu bangun pagi dan berangkat sekolah sebelum Ruru bangun dari tidurnya.
"Tata Sayah mana? cekolah ya ta Maya? Ayuk aku mau mandi dulu deh ntal bakil kebulu dateng" pertanyaan rutin pagi hari yang ia tanyakan ketika saya membangunkannya.
Untungnya sekolahnya dekat dari rumah, jadi mudah saja bagi saya atau orang rumah untuk mengurus dia yang bolak-balik dari kelas ke dalam rumah. Malah sering kali dia mengajak teman-teman Geng-nya main ke rumah ketika proses belajar sedang berlangsung. Ya.. dapat ditebak, guru mereka langsung mencari bocah-bocah hilang itu ke dalam rumah.
Saya yang sering berada di rumah hanya tertawa dan menanggapi saja ulah mereka yang kerap mengganggu saya yang sedang menonton TV atau sibuk dengan Laptop dan sejenisnya.
Hal yang menarik adalah ketika Sarah sedang dimarahi oleh Ummi karena ngambek urusan sekolah. Bukan menarik karena dimarahinya, tapi Si Bocah Ruru mem-beo-kan apa yang ummi ucapkan dan menirukan gerak-gerik Ummi di depan Sarah.
"Tuh tan.. Tata Sayah ci dak mau ngeljain pe-el. Ummi malah tauu.. Akuh cudah dong.." Sahutnya sambil memonyongkan bibirnya dan menunjuk-nunjuk kakaknya yang sedang kesal.
Jelas saja kakaknya yang satu ini sering kesal dan slalu ribut dengan Ruru. Ruru yang sok gede, Sarah yang temperamen. Klop sudah. Biarkan saja mereka, asal tidak main jambak-jambakan, tendang-tendangan atau pukul-pukulan. Kedengarannya ngeri banget itu mah.. tapi gak jarang juga lho nih bocah berdua.
Tidak hanya dengan Sarah, Ruru pun terkadang suka (sok) menasehati kakaknya yang satu ini. Pernah suatu ketika saya sedang bermain suatu games yang ada di handphone saya. Lalu Ruru mendekat dan ikut melihat apa yang sedang saya lakukan. Tiba-tiba dia merebut handphone itu dari tangan saya lalu berkata,
"Ih tata Maya butan begitu cayanaa.. Pencet yang ini duyuu telus baru dijalanin bolana.." sambil mencet-mencet tombol keypad handphone.
Saya yang mendapat perlakuan itu jelas langsung tertawa. Bukan hanya karena kelakuaannya yang sok gede, tapi jelas-jelas yang dia bilang itu malah salah dari cara bermain games tersebut. Ruru yang terbengong melihat respon yang saya berikan bertanya mengapa saya tertawa. Lalu saya hanya mengangguk-angguk tanda setuju dengan perintahnya tadi. Ruru pun langsung melanjutkan lagi permainannya, hasil rebutan dari saya.
0 komentar:
Posting Komentar